Kapok Lombok.... ha ha hah...
istilah yang menggambarkan beda-beda tipis, antara keluhan dan kerinduan kembali untuk melakukannya, Mudik Oh mudik....!!!!
Kalau pas mudik ngeluh, macet, capek, panas, bokonge pedhess, dan lain-lain... besok gak lagi lagi deh...kapok! Tapi nanti kalau tiba saatnya...ha ha hah...yo pulang lagi.
Akhirnya, kesampaian juga! Setelah hampir enam tahun keinginan itu tertahan akhirnya musim lebaran 2008 ini kami pulang kampung! Di samping rindu dengan suasananya (walaupun kebetulan kami tidak merayakan Idul Fitri, tapi budaya lebaran tetap melekat di hati kami), kerinduan akan budaya, suasana dan kenangan-kenangan semasa kami di kampung tidak pernah terlupakan. Dan dalam event lebaran inilah kerinduan itu makin menggebu...Ya dah pulang yoook!
Akhirnya, kesampaian juga! Setelah hampir enam tahun keinginan itu tertahan akhirnya musim lebaran 2008 ini kami pulang kampung! Di samping rindu dengan suasananya (walaupun kebetulan kami tidak merayakan Idul Fitri, tapi budaya lebaran tetap melekat di hati kami), kerinduan akan budaya, suasana dan kenangan-kenangan semasa kami di kampung tidak pernah terlupakan. Dan dalam event lebaran inilah kerinduan itu makin menggebu...Ya dah pulang yoook!
Jumat, 27 September 2008 pukul 22.00 WIB kami berangkat dari Jatiasih.
Mudik kali ini terasa begitu istimewa. Di samping karena sudah lama sekali tidak mudik, kali ini kami bareng kakak. Perlahan tapi pasti mobil yang kami tumpangi melaju menuju tol Cikampek. Tas berisi pakaian, kardus oleh-oleh, plastik bekal makanan dijalan, hingga peralatan mancing berdesakan di sela-sela jok dan ruang kosong. Penuh sesak... yaah namanya juga mudik! Wong roti kalengan aja juga masuk... Habis mau buat oleh-oleh, he he he. Walaupun kalau dilempit paling jadi 2 apa 3 lembar...trus beli di Jogja juga bisa. Tapi yang namanya mantep mau bawa "oleh-oleh dari Jakarte" ya biarin deh...katro ya katro..deh... he he he!
Mampir beli pulsa sik Mas, mengko nggo ngabari Ibu nek wis tekan ngendi...Mbak Cis, yang kebetulan kakak kandung istri bilang ke Pakdhe Ded, suami tercintanya! Yahh..bentar...nyari yang parkirnya gampang...!
Diiringi lagu anak-anak dari CD yang sengaja dibeli Pak Dhed, biar Sheryll gak "rese" kami melaju kembali. Sementara Sheryll sambil terkantuk kantuk masih sempet juga ikut nyanyi... Akhirnya tiket masuk tol Bekasi Barat diterima sudah....memasuki tikungan ke kiri ke arah Cikampek....he he he...sudah diduga dan siap mental. Kemacetan menanti di depan mata kami... jalan tersendat sesekali ke kiri mencari jalur yang lancar. Di kanan dan kiri kami tidak ada pemandangan lain kecuali mobil mobil bersanggul dan bermuatan penuh barang dan orang...semua mempunyai tujuan yang sama...pulang kampung! Oalah..mudik mudik...seperti ini to rasanya setelah enam tahun kami tidak merasakan.
Kembali kami melaju di antara antrean mobil-mobil mulai dari yang kelas, angkot yang terisi penuh, hingga mobil bak terbuka yang diberi terpal dan berisikan muatan para pemudik....mmm sungguh mengharukan...begitu semangatnya mereka berjuang untuk mudik dan bertemu sanak saudara di kampung.Hua ha hah... Jantung hatiku sebuah tulisan besar di kaca belakang mobil supercarry yang kami dahului tadi sudah ada di depan kami.....
Minum Pakdhe... kutawarkan minuman ke Pakde Dhed yang lagi pegang kendali stir, aku mencoba memecah suasana di antara sedikit ngantuk dan suasana yang mulai membuat bosan. Ya...mobil hanya bergerak satu sampai dua meter untuk kemudian berhenti lagi dalam suasana macet. He he..tapi ya dasar sesama pemudik, bisa-bisanya juga ngeledhek dan sedikit "ngece" pemudik lain... padahal bawaannya juga sama. Sama-sama parah...buanyaknya...!! Ditemani suara musik yang mulai membosankan...iseng-iseng kami pantau radio Sonora...Eh secara kebetulan kami akrab dengan suara seseorang yang sedang melaporkan suasana lalu lintas nih....Iya...gak salah kayaknya Bang Jumar...ya Yuma...begitulah dia melaporkan situasi lalulintas seputar arus mudik malam itu.
Langsung saja, tanpa menyiakan kesempatan segera kami telpon dia untuk mengetahui arus dan jalur yang aman dari kemacetan...benar! Dik kemacetan sampai dengan Km 34..begitulah kira-kira informasi yang saya terima dari Bang Yuma. Lebih baik lewat jalur tengah Dik...via Subang, karena Pantura macet total...! Oke terima kasih Bang Yuma...selamat bertugas kembali....
Berbekal informasi dari Bang Yuma itulah...kami kemudian memutuskan untuk menyusur jalur tengah via Subang...dan benar, jalurnya lancar. Hanya ada beberapa km yang bergelombang namun tetep lancar.
No comments:
Post a Comment